Sabtu, 06 Juni 2015

Sistem Pernapasan

SISTEM PERNAPASAN

Sistem pernapasan pada manusia dimulai dari hidung, faring dan tonsil, katup epiglotis menuju laring, trakea dan paru-paru.
Pada proses pernapasan dibutuhkan oksigen untuk memecah atau mengoksidasi glukosa, kemudian dihasilkan karbon dioksida, air dan sejumlah energi yang digunakan untuk semua aktivitas hidup seperti konstraksi otot, proses pembentukan enzim dan protein, pembelahan dan pertumbuhan sel, mempertahankan suhu tubuh dan sebagainya.

A.   STRUKTUR SISTEM PERNAPASAN
1.     Hidung
Di dalam rongga hidung, terdapat lendir yang dihasilkan dari sel-sel goblet yang menjadikan permukaan rongga hidung tetap besar dan berfungsi menangkap pertikel-partikel debu dan mikroorganisme yang masuk bersamaan dengan udara pernapasan.
Permukaan rongga hidung diselaputi 2 jenis sel epitel yaitu :
a.     Epitel Hidung
-         Berbentuk jaringan epitel kolumnar berlapis semu
-         Berfungsi menghangatkan dan melembabkan udara pernapasan, di samping silia yang menangkap partikel-partikel debu dan mikroorganisme.
b.     Epitel Olfaktorius
-         Berisi ujung-ujung syaraf sensoris, sel-sel penunjang basal yang berdiferensiasi menjadi syaraf olfaktorius.
-         Berfungsi mendeteksi dan membedakan berbagai jenis bau.

2.     Faring dan Tonsil
-         Faring terdiri dari nasofaring, orofaring dan laringofaring.
-         Pada laringofaring, sistem pernapasan terpisah dari sistem pencernaan, udara akan memasuki laring, sedangkan makanan akan memasuki esofagus melalui glotis.
-         Tonsil secara struktural merupakan bagian dari faring, yang terdiri dari tonsil lingual, tonsil palatin, tonsil faringeal atau adenoid yang menggantung pada atap nasofaring.

3.     Epiglotis
Merupakan katup tulang rawan yang menutup lubang menuju laring waktu kita menelan dan kembali ke posisi semula setelah penelanan selesai sehingga makanan tidak akan masuk ke dalam saluran pernapasan.

4.     Laring
-         Terdiri dari kepingan-kepingan tulang rawan yaitu tulang rawan tiroid, hioid, krikoid dan aritenoid.
-         Tulang rawan krikoid berbentuk cincin yang menghubungkan tulang rawan tiroid dan trakea di bawahnya.
-         Laring letaknya memanjang mulai dari faring sampai trakea, merupakan saluran udara yang berfungsi menghasilkan suara yang digunakan kita untuk berbicara, bernyanyi, dan sebagainya.

5.     Trakea
-         Terdiri dari 16-20 buah cincin tulang rawan membentuk pipa udara dari ujung laring sampai bagian atas paru-paru.
-         Trakea bersifat lentur, karena cincin-cincin tersebut dihubungkan satu sama lain dengan jaringan ikat dan otot polos.
-         Bagian atas trakea berhubungan dengan tulang rawan krikoid dari laring bagian bawah.
-         Bagian bawah bercabang 2 disebut bronkus (bronki primer) dan masuk ke dalam paru-paru bagian atas.
-         Bronkus kanan lebih pendek dan lebih besar tersusun dari 6-8 cincin tulang rawan dan bercabang 3.
-         Bronkus kiri tersusun dari 9-12 cincin tulang rawan dan bercabang 2.

6.     Paru-paru
-         Tersusun dari cabang-cabang saluran pernapasan dimulai dari bronki primer, bronki sekunder, bronki tersier, bronkioli, bronkioli terminal, bronkioli respiratori, duktus alveoli, sampai dengan alveoli sebagai tempat terjadinya pertukaran gas antara oksigen dan karbon dioksida.
-         Paru-paru dibungkus oleh selaput pleura.
-         Otot polos pada paru-paru disyarafi oleh sistem syaraf otonom.
-         Serabut syaraf parasimpatik dari cabang syaraf fagus menyebabkan kontraksi bronki.
-         Serabut syaraf dari ganglion simpatik pada torak menyebabkan dilatasi bronki.
-         Arteri pulmonalis membawa darah yang banyak mengandung karbon dioksida dari ventrikel jantung kanan sampai ke kapiler pada alveolus.
-         Pada alveolus, karbondioksida dilepaskan dan oksigen masuk dalam kapiler dan bersatu menuju vena pulmonalis yang kemudian akan menuju atrium kiri jantung.

B.   MEKANISME PERNAPASAN
Proses pernapasan terdiri dari 2 yaitu :
1.     Inspirasi
Yaitu proses masuknya udara ke dalam paru-paru. Pada proses ini terjadi pembesaran rongga dada.
2.     Ekspirasi
Yaitu proses keluarnya udara dari paru-paru. Pada proses ini terjadi pengecilan rongga dada.

Mekanisme kerja paru-paru pada proses pernapasan dibedakan menjadi 2 yaitu :
1.     Pernapasan Dada
Pada proses ini terjadi konstraksi otot interkosta ekstemal (otot antar rusuk) yang menarik tulang rusuk ke atas dan ke arah luar sehingga rongga dada membesar.
2.     Pernapasan Perut
Pada proses ini otot diafragma yang berkonstraksi.

Volume Udara Pernapasan
Untuk mengetahui volume udara pernapasan atau volume udara paru-paru di gunakan alat respirometer.
Volume udara di dalam paru-paru ada 4 macam yaitu :
1.     Volume Residu (VR)
Yaitu volume udara yang masih tersisa di dalam paru-paru ketika kita mengeluarkan napas dengan sekuat tenaga.
2.     Volume Tidal (VT)
Yaitu volume udara yang keluar masuk paru-paru selama kita bernapas normal (dalam keadaan istirahat).
3.     Volume Cadangan Inspirasi (VCI)
Yaitu volume udara maksimal yang masih dapat masuk ke dalam paru-paru setelah melakukan inspirasi normal.
4.     Volume Cadangan Ekspirasi (VCE)
Yaitu pada saat kita melakukan ekspirasi normal, kita masih dapat mengeluarkan napas dengan sekuat tenaga.

Kapasitas Paru-paru
Adalah kombinasi dari dua atau lebih volume udara dalam paru-paru yang digunakan untuk menjelaskan keberadaan udara dalam paru-paru.
Kapasitas paru-paru yang kita ketahui ada 4 macam disertai rumus untuk menghitungnya, yaitu :
1.     Kapasitas Inspirasi (KI)
Yaitu jumlah udara yang dapat memasuki paru-paru, mulai dari ekspirasi normal dan kemudian udara masuk ke dalam paru-paru secara maksimal. KI = VCI + VT.
2.     Kapasitas Residu Fungsional (KRF)
Yaitu jumlah udara yang tersisa pada paru-paru pada akhir ekspirasi ormal. KRF = VCE + VR.
3.     Kapasitas Vital (KV)
Yaitu jumlah udara maksimal yang dapat dikeluarkan dari paru-paru setelah kita menarik napas sekuat tenaga. KV = VCI + VT + VCE.
4.     Kapasitas Total (KT)
Yaitu volume udara maksimum yang dapat mengisi paru-paru.
KT = KV + VR.

C.   FISIOLOGI DAN GANGGUAN PADA SISTEM PERNAPASAN
1.     Fisiologi Pernapasan
Secara fisiologi, pernapasan terdiri dari 2 macam yaitu :
a.     Pernapasan Eksternal
Yaitu pernapasan yang terjadi di dalam sistem pernapasan.
b.     Pernapasan Internal
Yaitu pernapasan yang terjadi di dalam sel yang aktif melakukan pernapasan.
Terjadinya pernapasan eksternal maupun internal disebabkan oleh adanya perbedaan tekanan parsial dari oksigen dan karbon dioksida.
Proses pernapasan yang terjadi dikendalikan oleh dua sistem neuron yang ada pada pusat pernapasan dalam otak bagian medula oblongata, yaitu :
a.     Neuron inspirasi yang mengendalikan proses inspirasi.
b.     Neuron ekspiratori yang mengendalikan proses ekspirasi.

2.     Gangguan pada Sistem Pernapasan
Beberapa gangguan pada sistem pernapasan yang umum antara lain adalah sebagai berikut :
a.     Rinitis
Disebabkan oleh sejenis virus yang menyebabkan sekresi lendir berlebihan disertai pembengkakan membran hidung dan faring.
b.     Laringitis
Infeksi lokal pada laring dan dapat menyebabkan gangguan pada pita suara sehingga tidak dapat berbicara normal.
c.      Asma
Disebabkan reaksi alergi atau emosional. Asma bronkial disebabkan konstriksi otot-otot polos pada dinding bronki dan bronkiolus dengan sekresi lendir berlebihan tetapi konstraksi aveoli tidak cukup sehingga penderita tidak dapat mengeluarkan udara secara normal.
d.     Pneumonia
Keadaan dimana alveoli terisi cairan. Biasanya disebabkan oleh zat kimia, bakteri, virus, protozoa, atau jamur.
e.      Tuberculosis (TBC)
Paru-paru mengalami kerusakan yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.
f.       Kanker Paru-paru
Terutama disebabkan oleh asap rokok dan tampaknya disebabkan juga oleh lingkungan yang buruk.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah membaca blog saya.